Sunday, January 17, 2016

Membuat Pakan Buatan Untuk Ciblek Agar Tetap Sehat Dan Rajin Bunyi

Merawat burung ciblek agar tetap aktif, sehat, dan rajin bunyi tidak bisa dilakukan hanya melalui perawatan harian seperti mandi dan jemur saja. Kualitas suara adalah perpaduan sifat genetik dan hasil latihan. Tetapi stamina burung agar bisa mengeluarkan kemampuan suara terbaiknya berasal dari asupan nutrisi yang terkandung dalam pakan. 

Selain serangga, ciblek juga bisa diberi pakan lain yang memiliki kualitas gizi memadai. Kali ini, binatangmerdu.com ingin berbagi tips mengenai cara membuat pakan buatan untuk ciblek agar tetap sehat dan rajin bunyi.

Pakan buatan sendiri pun bisa membuat ciblek tetap sehat dan rajin bunyi.

Seperti biasa, pakan yang kita buat kali ini menggunakan telur sebagai bahan dasarnya. Selama ini telur memang popular dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan berbagai jenis burung berkicau, karena manfaat dan kandungan gizinya yang tinggi.

Bahkan Om Henri sudah sering menurunkan artikel terkait resep-resep pakan untuk berbagai jenis burung kicauan dengan memanfaatkan telur sebagai bahan bakunya, atau dikenal sebagai egg food.

Namun berbeda dari egg food terdahulu yang umumnya menggunakan telur rebus, kali ini kita akan membuat pakan dengan memanfaatkan telur mentah. Dalam hal ini, kita hanya mengambil bagian yolk atau kuning telurnya saja.

Oh ya, pakan buatan ini juga cukup popular dan sering digunakan para ciblekmania di Indonesia. Jadi, untuk menambah pengetahuan Anda, tak ada salahnya kalau kita share di sini mengenai bahan baku yang digunakan, serta bagaimana membuat pakan ciblek agar tetap sehat dan rajin bunyi berikut ini:

Bahan Baku Pakan Buatan  (takaran bisa disesuaikan)
  1. Voer yang biasa diberikan kepada burung ciblek peliharaan Anda.
  2. 1 butir telur mentah ( ayam / bebek ), hanya diambil kuning telurnya saja.
  3. 3 butir minyak ikan.
  4. 1 sachet susu bubuk yang tidak manis.
Pakan Buatan Untuk Ciblek
Proses pembuatan  Pakan Buatan Untuk Ciblek Agar Tetap Sehat Dan Rajin Bunyi
  1. Kuning telur dimasukkan ke dalam mangkuk atau wadah yang telah disiapkan. Campurkan minyak ikan, lalu aduk hingga merata. Setelah itu, campurkan susu bubuk dan aduk hingga mengental. Masukkan pula voer ke dalam adonan secukupnya, lalu aduk lagi hingga merata.
  2. Setelah semua bahan tercampur rata, proses selanjutnya adalah pengeringan. Anda bisa memanfaatkan cahaya matahari dengan cara dijemur, atau boleh juga dkeringkan dalam oven (hanya untuk mengeringkan saja).
  3. Yang perlu diperhatikan saat menjemur adalah lokasi penjemuran sebaiknya jauh dari binatang seperti ayam, cicak, kadal, atau serangga yang bisa membawa bakteri yang tidak baik.
  4. Berikutnya proses penghalusan atau membuat pakan menjadi bubuk sehingga burung mudah mengkonsumsinya.
  5. Jika sudah jadi, pakan bisa disimpan dalam toples yang tertutup rapat, sambil diberikan silica gel yang berfungsi menjaga agar pakan tetap kering, tidak lembab, dan tidak berjamur.
  6. Kini pakan siap diberikan kepada ciblek kesayangan Anda, kapan pun dibutuhkan.
Itulah cara membuat pakan untuk ciblek agar tetap sehat dan selalu rajin bunyi. Sebab bagaimanapun perawatan burung tidak hanya bisa dilakukan dengan perawatan seperti mandi dan jemur saja, namun ada melalui pemberian pakan yang bergizi.

Saturday, January 16, 2016

Menangani Burung Yang Lumpuh Akibat Cedera

Salah satu permasalahan umum yang sering menimpa burung peliharaan adalah kaki yang tiba-tiba kaku atau lumpuh. Masalah ini bisa menimpa semua jenis burung, termasuk murai batu, kenari, dan anis merah. Kelumpuhan bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain malnutrisi, gangguan saraf, infeksi penyakit seperti bumble foot, dan cedera. 

Artikel kali ini hanya membahas kelumpuhan akibat cedera. Pengertian cedera di sini bisa akibat benturan, terpeleset, terkilir, jatuh, dan sejenisnya, yang menyebabkan kaki burung sulit difungsikan secara normal, dan jika dibiarkan bisa berakhir pada kelumpuhan.

Sebagian faktor yang menyebabkan burung mengalami cedera adalah kondisi sangkar / kandang dan perlengkapannnya yang kurang memenuhi syarat. Misalnya tenggeran yang terlalu licin, terlalu keras, diameternya terlalu besar atau justru terlalu kecil. Tenggeran yang kurang sesuai bisa menyebabkan jari-jari burung tidak mampu mencengkeram dengan sempurna, atau kaki belakang tertekuk ke depan, dan sebagainya.

Tanpa disadari, burung kemudian sering terpeleset. Jika sedang apes, jatuhnya ke bawah pun tidak sempurna sehingga membuat salah satu atau kedua kaki terkilir dan / atau bengkak.

Bisa juga jeruji sangkar yang terlalu rapat, terutama untuk murai batu, kacer, dan anis merah. Ketika kaki burung sedang menempel pada jeruji, ada kemungkinan tersangkut saat burung hendak terbang ke tenggeran atau ke dasar sangkar, kemudian terkilir, dan jalannya pun mulai terpincang-pincang.

Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka yang terjadi selanjurnya adalah kaki burung mengalami kaku, dan kalau makin parah bisa berujung pada kelumpuhan. Namun, kelumpuhan pada kaki burung yang diawali dari cedera agak berbeda dari akibat gangguan saraf dan infeksi penyakit.

Setidaknya, Anda bisa sedikit lebih tenang, karena kelumpuhan seperti ini lebih mudah disembuhkan, sepanjang Anda memang telaten dalam merawatnya.

Gejala kelumpuhan akibat cedera bisa diawali dari jalan terpincang-pincang.

Perlu diketahui, metode perawatan yang akan diuraikan di sini berlaku untuk burung muda / remaja dan burung dewasa. Khusus untuk burung piyikan, Anda bisa menggunakan terapi pasung seperti yang diperkenalkan Om Iman Sulaiman (Raptor Bird Farm). Meski materinya tentang piyikan murai batu, metode tersebut bisa diterapkan untuk piyikan burung dari jenis lainnya.

Jika Anda memiliki burung piaraan yang kakinya terlihat tidak normal, tampak kaku, atau jalannya terpincang-pincang, sehingga sering terpeleset di tenggerannya, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan sangkar khusus yang sudah dimodifikasi untuk tempat penyembuhan.

Sangkar yang dimodifikasi idealnya memiliki bagian bawah yang bisa dicabut (sangkar model laci). Selanjutnya, sekat bagian bawah yang berfungsi untuk menampung kotoran dan memiliki jeruji dilepas. Dengan demikan, bagian dasar dari sangkar adalah penampung kotoran yang biasanya beralas triplek dan rata. Bagian dasar ini selanjutnya dilambari kertas koran atau karpet, sehingga terasa lebih empuk dan hangat bagi burung yang mau dirawat.

Bagian atas sangkar dipasangi lampu bohlam 10 Watt, yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh burung. Sebab burung yang trauma seperti ini sering mengembangkan bulu-bulunya karena menahan sakit, dan membutuhkan kehangatan. Selanjutnya, tenggeran diatur serendah mungkin, agar mudah tak kesakitan jika suatu saat jatuh dari tenggeran.

Sekarang pindahkan burung yang sakit ke sangkar khusus yang sudah dimodifikasi tersebut, kemudian dilakukan beberapa tindakan berikut ini:
  • Olesi kaki burung dengan menggunakan minyak tawon, sambil dipijat pelan-pelan, dimulai dari bagian paha hingga ujung kaki.
  • Untuk mempercepat kesembuhan, burung bisa diberi multivitamin seperti BirdVit. Vitamin bisa dioleskan pada kroto atau dispet ke tubuh jangkrik.
  • Setelah beberapa hari (misalnya hari ke -4), pemberian minyak tawon bisa dihentikan dan digantikan dengan krim khusus keseleo (misalnya Counterpain biru yang tidak memiliki rasa panas pada kulit), sambil tetap diberikan BirdVit.
  • Karena burung tidak bisa mengambil makanannya sendiri, maka wadah pakan bisa ditaruh di dasar sangkar, dekat dengan tubuhnya. Lebih dianjurkan menggunakan wadah kecil atau ceper, misalnya tatakan gelas yang terbuat dari plastik / logam .
  • Jika burung sudah bisa berdiri, maka pemberian BirdVit, serangga (jangkrik dan kroto) perlu ditingkatkan. Lampu bohlam dapat dinaikkan dayanya menjadi 15 Watt.
  • Selama menjalani perawatan, burung jangan dimandikan apalagi dijemur.
Lakukan hal ini secara rutin dan konsisten, agar burung cepat pulih dan bisa berdiri serta berjalan normal lagi. Cara ini bisa diterapkan untuk burung yang sekadar terpincang-pincang maupun sudah dalam kondisi lumpuh akibat trauma.

Friday, January 15, 2016

Bumble Foot, Pembengkakan Pada Kaki Kenari

Banyak kicaumania yang mengeluh kaki burung kenarinya mengalami bengkak dan bernanah, atau biasa disebut bumble foot. Selain itu, tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa bengkak tersebut diakibatkan gigitan nyamuk. Padahal banyak sekali penyebab kaki bengkak pada kenari, antara lain tenggeran yang kurang cocok (misalnya terbuat dari plastik), infeksi bakteri, jamur, dan sebagainya.


Pada tahap pertama, bumble foot akan terlihat seperti jerawat kecil berwarna merah muda, dan biasanya terletak pada telapak kaki, di sela-sela jari, atau bahkan di pangkal kukunya. Jika tidak segera diatasi, jerawat kecil ini akan membesar dan membengkak kebiruan.

Apabila kondisinya sudah seperti itu, dan tetap tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kerusakan permanen pada kaki-kaki kenari. Penyakit ini jauh berbeda dari scaly leg, atau kaki berkerak akibat kutil / lesi yang membesar dan disebabkan oleh tungau kaki.
Dari bintik kecil (kiri) akan muncul bengkak yang lebih parah yang disebut “bumble foot”

Beberapa penyebab kaki bengkak pada kenari:
  • Bengkak pada kaki kenari bisa disebabkan burung terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang berkadar serat tinggi. Akibatnya terjadi timbunan asam urat dalam aliran darah yang lama-mana menjadi kristal seperti jarum tajam. Jarum ini akan mengikuti aliran darah dan menumpuk di persendian atau telapak kaki, sehingga menyebabkan infeksi.
  • Burung kenari mengidap penyakit ginjal.
  • Kenari mengalami obesitas (kegemukan).
  • Kenari mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
  • Tangkringan / tenggeran tidak sesuai, misalnya terbuat dari plastik, diameternya terlalu lebar, terlalu banyak ampelas, terlalu tajam, dan sebagainya.
  • Tangkringan kotor, sehingga bakteri mudah berpindah ke telapak kaki burung. Telapak kaki merupakan bagian terlemah dari burung, karena tidak dilindungi sisik atau bulu.
Dari bintik kecil (kiri) akan muncul bengkak yang lebih parah yang disebut “bumble foot”Telapak kaki merupakan bagian terlemah dari burung, karena tak bersisik dan tak berbulu.

Bumble foot tidak akan muncul pada bagian lain dari tubuh kenari, karena bagian tubuh selain telapak kaki dilindungi oleh bulu-bulu, atau sisik (kaki / shank), atau zat tanduk (paruh). Bulu, misalnya, mampu menyerap kelebihan asam urat.

Faktor lainnya adalah posisi telapak kaki berada paling bawah, sehingga asam urat dalam aliran darah pasti akan turun ke bawah akibat tarikan gravitasi. Saat di telapak kaki inilah, asam urat yang sudah berbentuk jarum tajam akan menusuk dan menginfeksi.

Pada tahap awal pembengkakan, pengobatan terbaik adalah dengan melunakkan tankringan. Caranya bisa menggunakan perban atau kain yang dililitkan pada tangkringan.

Pada saat yang bersamaan, Anda juga mesti memberikan pola makan yang teratur dan lebih tinggi kandungan nutrisinya. Misalnya dengan memberikan sayuran berwarna hijau tua sebagai sumber vitamin A , atau lebih baik lagi menggunakan pakan burung berkualitas tinggi (memiliki kandungan yang komplet dengan komposisi yang serasi dan seimbang).

Untuk pengobatan, Anda bisa mengoleskan BirdCream pada bagian kaki yang bengkak. Obat ini sangat manjur. Pada burung kenari, sebagaimana pengakuan beberapa pembaca dalam boks komentar, biasanya bisa sembuh dalam waktu 4-6 hari. Sedangkan pada jenis burung kicauan yang lain, seperti murai batu, sekitar 5 – 7 hari.

Jika pembengkakan dalam kondisi sudah sangat parah, pemberian perban mungkin diperlukan dengan penggantian perban secara berkala. Bersihkan kaki yang luka dengan cairan pembersih (boleh Revanol, atau alkohol 70%), kemudian oleskanBirdCream secara merata. Setelah itu kaki yang bengkak diperban.

Perawatan kenari yang terkena bumble foot
Mencegah Bumble Foot, Pembengkakan Pada Kaki Kenari itu lebih baik

Bagaimana pun, mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Berikut ini beberapa langkah preventif agar kenari Anda tidak mengalami bengkak kaki bernama bumble foot :
  • Teratur membersihkan kandang / sangkar dan aksesoris di dalamnya, termasuk tenggeran.
  • Memotong kuku kenari jika terlihat panjang.
  • Untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, serta terhindari dari defisiensi mineral, dianjurkan menggunakanBirdVit dan BirdMineral, yang sekaligus dapat mempertahankan dan meningkatkan sistem imun pada tubuh burung.
  • Jika tenggeran dirasa kurang pas, misalnya diameter terlalu besar, atau terlalu banyak diampelas, dianjurkan untuk mengganti tenggeran yang lebih sesuai dengan cengkeraman burung.
  • Memberikan makanan yang mengandung Vitamin A seperti sayuran segar yang berwarna hijau tua.
  • Tidak berlebihan dalam memberikan telur rebus, karena dengan konsumsi telur rebus secara berlebihan akan membuat kadar asam urat dalam darah burung meningkat dan bisa menjadi awal penyebab terjadinya penyakit bumble foot

Monday, January 4, 2016

Berak kapur sangat menular dan berbahaya bagi burung


Meskipun berak kapur pada burung mungkin dikarenakan oleh beberapa sebab, tetapi penyakit salmonellosis mempunyai gejala khas, yaitu tinjanya berwarna putih dan sisanya banyak menempel di sekitar kloaka burung.

Untuk burung-burung yang dipelihara secara koloni, gejala penyakit ini yang dapat diamati adalah burung suka bergerombol di tempat yang hangat, tidak mau makan, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), kelihatan mengantuk dan beraknya berwarna putih seperti kapur.

Sementara untuk burung yang berada dalam sangkar sendirian, juga menunjukkan tanda-tanda serupa, yakni buruug berusaha mencari tempat di pojok tidak mau makan, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), kelihatan mengantuk dan beraknya berwarna putih seperti kapur.

Salmonellosis yang disebabkan oleh bakteri dapat menyerang burung atau satwa lainnya dengan angka kematian cukup tinggi dan merupakan penyakit zoonosis (menular kepada manusia). Burung yang telah dewasa lebih dapat bertahan, tetapi dapat menjadi pembawa(life carrier) salmonellosis tersebut. Pada burung di penangkaran dapat menyebabkan penurunan produksi telur.

Dua spesies

Menurut Drh Dharmojono dalam buku Aneka Permasalahan Burung dan Ayam Hias, dikenal dua spesies salmonellosis yang utama, yaitu Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum.Kedua spesies ini mirip sekali, bahkan beberapa ahli menganggapnya sama.

Salmonellosis adalah penyakit menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Induk burung penderita atau pembawa salmonellosis menghasilkan telur yang mengandung kuman salmonella. Apabila telur tersebut menetas anaknya pun akan membawa salmonella. Itulah sebabnya penangkaran burung perlu selalu melakukan tes salmonella.

Apabila hasil tes positif, penangkat dilarang menyebarkan atau menjual anak burung hasil produksinya. Dalam kasus asyam, telur yang dicurigai berasal dari induk carrier salmonellosis jangan dimakan setengah matang, apalagi mentah, melainkan harus dimasak dahulu sampai benar-benar matang (hard boiled eggs).

Untuk menanggulangi penyakit salmonellosis dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
  • Untuk burung yang jelas-jelas mengidap penyakit salmonella harus dieliminir atau disingkirkan.
  • Upaya paling utama adalah pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Pada pakannya bisa ditaburi BirdVit atau multivitamin lain sampai gejala berak kapur tidak tampak lagi.
  • Berikan BirdBlown pada air minumnya; disediakan sepanjang hari selama tujuh hari berturut-turut.

Sunday, January 3, 2016

Mencegah Jamur Pada Burung

Jamur merupakan salah satu sumber masalah dan sumber pemicu berbagai penyakit pada burung. Indonesia ber-iklim tropis yang lembab merupakan surga bagi jamur untuk tumbuh berkembang dengan sangat leluasa.

Burung yang sepanjang hidupnya berada di dalam sangkar, sangat perlu mendapatkan perhatian dan perawatan extra. Menurut penelitian dan pengalaman selama ini, ada beberapa tempat yang berpotensi menjadi tempat tumbuh kembangnya jamur di sekitar burung tersebut.

Mencegah Jamur Pada Burung
Beberapa tempat tersebut antara lain:
  • Sangkar Burung tempat Burung tersebut tinggal. Secara berkala, cuci bersih sangkar dan semprot dengan anti jamur dan disinfektan yang banyak dijual di poultry shop, lalu jemur dibawah sinar matahari minimal 30 menit. Lantai kandang dan ruji yang umumnya terbuat dari bambu/tripleks merupakan tempat idaman bagi jamur. Solusinya, bersihkan dan lapisi lantai sangkar dan ruji dengan cat/coating/melamin atau bahan sejenis sehingga jamur tidak bisa berkembang. Tanda-tanda sangkar yang sudah mulai menjadi tempat tumbuhnya jamur adalah berwarna coklat kehitam-hitaman.
  • Tangkringan Burung. Benda ini merupakan benda yang paling akrab dengan burung. Karena tengkringan adalah tempat dimana burung berpijak. Tangkringan merupakan sumber besar bakteri dan jamur. Aktifitas burung naik turun dari lantai sangkar ke tangkringan, secara tidak langsung juga membawa bibit penyakit-bakteri-jamur untuk menempel dengan mudahnya di tangkringan.
Solusinya sangat mudah, cuci bersih tangkringan lalu semprot dengan anti jamur dan disinfektan setiap 3 hari sekali. ganti tangkringan dengan tangkringan baru setiap 2 bulan sekali. Dan apabila burung sudah terlanjur terkena jamur (umumnya pada kaki burung kenari), oleskan kaki burung dengan salep anti jamur selama 4 hari berturut-turut setiap pagi dan sore. Salep anti jamur yang umumnya kita gunakan adalah BirdCream. Jangan menarik atau menggunting jamur yang terlanjur menempel pada kaki burung, karena bisa berakibat pendarahan dan membuat infeksi. Jamur yang menempel pada kaki burung akan hilang dengan sendiri setelah hari ke 6. Dijamin..!
  • Ruangan Penyimpanan Burung. Ruangan yang lembab dan kotor adalah sarang bagi jamur. Secara berkala bersihkan dan semprot pojok-pojok ruangan dengan anti jamur dan disinfektan. Atur sirkulasi udara di ruangan penyimpanan burung sebaik mungkin. Bila perlu tambahkan exhoust fan supaya udara dapat bersirkulasi dengan baik dan lancar.
  • 4. Kerodong Burung. Cuci bersih dan jemur kerodong dibawah sinar matahari setiap 3 hari sekali. Umumnya penghobi burung jarang yang menyangka kalau kerodong yang biasa digunakan pada burung adalah salah satu sarang jamur, bakteri dan virus. Menurut penelitan dan riset yang dilakukan, hampir 32% jamur-bakteri dan virus bersarang di benda ini. (Om Irvan Sadewa)
Sumber :

Empat hal penting dalam menjaga anis kembang agar tetap ngerol

Perawatan burung anis kembang bakalan memang tidak mudah dan harus melewati waktu lama agar ngerol secara rajin. Namun dalam berbagai kasu...