Thursday, February 9, 2012

Tips Panduan Burung Tledekan (Sulingan)

Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Tledekan / Burung Sulingan

Burung Tledekan (Burung Sulingan) adalah salah satu burung petarung sebagaimana juga burung Murai Batu dan burung Kacer. Sifat tarungnya muncul seiring dengan bertambahnya umur dan tingkat birahi.

Burung Tledekan sama seperti burung-burung petarung lainnya yang memiliki daerah teritorial. Suaranya yang enak didengar membuat para penggemarnya tidak mudah pindah ke lain hati. Perawatan burung Tledekan sangat mudah dan menyenangkan.


BURUNG TLEDEKAN 
KARAKTER DASAR BURUNG TLEDEKAN
  • Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. 
  • Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Tledekan lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar. Disamping itu, burung ini bersifat teritorial yang berusaha mengusir rivalnya. 
  • Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Tledekan betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya. 
  • Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia. 
Bermental baja. Hampir rata-rata burung ini memiliki sifat mental yang sangat baik sebagai petarung.


Burung Tledekan 

PEMILIHAN BAHAN BURUNG TLEDEKAN YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG TLEDEKAN YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Tledekan. 
  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Tledekan jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras. 
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Mirip seperti paruh bebek. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata. 
  • Kepala berbentuk besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik. 
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek. 
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung. 
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik. 
  • Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Dengan ciri ini mempunyai peluang besar untuk mendapatkan gaya tarung yang nyengklek. 
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal. 
  • MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG TLEDEKAN 
  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolismesetiap burung Tledekan. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali. 
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Tledekan yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberian EF tersebut. 



PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG TLEDEKAN

Perawatan harian untuk burung Tledekan relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Tledekan: 
  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung). 
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum. 
  • Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung. 
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis. 
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong. 
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master. 
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. 
  • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF. 
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya. 

PENTING 
  • Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 3x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi, hari Kamis pagi dan Sabtu pagi. 
  • Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. contoh setiap hari Selasa pagi. 
  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu. 
  • Berikan Vitamin dan Mineral yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja. 
PENANGANAN APABILA BURUNG TLEDEKAN OVER BIRAHI 

  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore. 
  • Berikan Ulat Bambu 1 ekor setiap pagi selama 3 hari berturut-turut. 
  • Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00). 
  • Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu. 
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore. 
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja. 
  • Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama. 
  • PENANGANAN APABILA BURUNG TLEDEKAN KONDISINYA DROP 
  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore. 
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap pagi. 
  • Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali. 
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja. 
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Tledekan lain dahulu. 
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari. 
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG TLEDEKAN UNTUK LOMBA

Perawatan lomba untuk burung Tledekan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan hariannya. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Tledekan agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.

Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk burung Tledekan yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.

Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Tledekan: 
  • H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore. 
  • H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja. Dan pemberian Kroto dapat diberikan setiap pagi. 
  • 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor. 
  • Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi. 

PENTING 

Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Tledekan lain. 

Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1. 

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG TLEDEKAN PASCA LOMBA

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.


Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Pasca Lomba untuk burung Tledekan: 
  • Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian. 
  • Berikan Vitamin dan Mineral pada air minum pada H+1 setelah Lomba. 
  • Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja. 

PERAWATAN DAN STELAN BURUNG TLEDEKAN MABUNG

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung Tledekan pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung Tledekan menjadi rusak.

Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung Tledekan meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung Tledekan butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.

Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.

Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung Tledekan: 

  • Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong. 
  • Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari 
  • Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi. 
  • Berikan Vitamin dan Mineral yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu. 
  • Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master. 

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG TLEDEKAN (SULINGAN)

Irama lagu yang dimiliki burung Tledekan memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung Tledekan. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung Tledekan janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.


Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan; 

  • Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burungandalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar. 
  • Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll. 
  • Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu yang memiliki cengkok dan mengalun. 
  • Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam prosespemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan.
  • Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
  • Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.
  • Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.
  • Kunci keberhasilan dalam memaster burung Tledekan adalah memaster burungdengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).
  • Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Tledekan tersebut. Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan menjadi rusak.
sumber : SmartMastering

Thursday, February 2, 2012

Burung Kacer, Raja Campuran Lokal

Burung Kacer
Di kelas campuran lokal, eksistensi kacer (Copsychus saularis) boleh dikata cukup dominan. Penampialnnya yang hitam legam dengan variasi putih di bagian sayap dan ekor, serta paruh panjangnya yang tajam, menjadikan burung ini kerap dianggap sebagai duplikatnya murai. Badannya yang relatif lebih langsing, memungkinkan kacer bergerak lincah. Pada saat berkicau sering bergaya ala badut, menunggingkan ekor, sementara suaranya yang tajam melengking seakan musik pengiring gerakannya yang lucu. Kacer adalah entertain yang jempolan. Kalau ingin, kapan pun burung ini akan ngoceh. Tak peduli siang atau malam, panas atawa dingin. Peduli amat. Pokoknya kalau keinginan itu datang, ngocehlah... 


Yang dimaksud dengan burung campuran lokal adalah beberapa jenis burung yang tidak termasuk dalam kelompok yang telah ditentukan dalam lomba. Penentuan kelompok itu sendiri merupakan kesepakatan para peng-gemar burung berkicau untuk menentukan jenis-jenis tertentu dalam lomba. Pada awalnya memang hanya jenis tertentu saja yang dikonteskan. Meski dalam perkembangannya hampir setiap jenis mendapat tempat di gantangan. Ka-rena itu kemudian di-buat batasan untuk menghindari terlalu banyaknya nomor lomba. Yang termasuk dalam kelas campur-an lokal antaralain kacer, jalak suren, branjangan, penthet, cucak ijo, serta ciblek.

Dari sekian banyak jenis burung campuran lokal, kacer (Copsychus saularis) termasuk paling banyak dipiara dan dikembangkan. Tak heran, kacer sering disebut-sebut sebagai 'raja campuran lokal'. Dominasinya yang kuat mendorong para penggemar ocehan berusaha memisahkan kacer menjadi kelompok tersendiri. Kacer, yang habitat aslinya banyak terdapat di daerah Jawatimur, termasuk burung yang receh. Artinya, ia tak pernah mau berhenti ngoceh bila ditempatkan pada suasana yang cocok. Kelincahan penampilannya adalah faktor pendukung keindahan yang mendongkrak popula-ritas burung warna hitam kombinasi putih ini. 

Dibanding kacer Sumatera, kacer Jawatimur sebenarnya tak lebih unggul dalam hal variasi suara. Namun, kacer Sumatera tampaknya kurang gigih merangsek pasar, sehingga tak banyak kicaumania tertarik mengembangkan. Suara khas kacer yang tajam potensial diisi suara burung lain yang lebih merdu. Apalagi umumnya kacer piawai meniru suara burung lain, seperti hwa mei dan jalak suren. Maka, ke-dua jenis burung itu paling kerap dijadi-kan master kacer. Beberapa penghobi selalu menyandingkan kacer dengan hwa mei. Alasannya, suara dasar hwa mei berupa crecet-an sangat cocok bila dikumandangkan oleh kacer. Terutama untuk mendongkrak kualitas irama. Sementara memaster kacer dengan jalak suren antaralain untuk memperoleh efek crecetan yang cepat dan rapat, sekaligus memperoleh lengkingan keras meruncing. 

Kombinasi suara asli kacer dengan hwa mei dan jalak suren, merupakan paduan pas untuk menghasilkan kualitas ocehan yang istimewa. Tak heran banyak penghobi mengumpulkan 'tiga serangkai' ini dalam satu deret program pelatihan. Sudah banyak yang membuktikan ketangguhan hasil pemasteran semacam ini di kancah kontes. Kacer menjadi tak terkalahkan dan merebut predikat raja kelas campuran lokal.


Mendidik Maskot Ocehan

Seperti atlet yang hendak diterjunkan ke arena lomba, burung ocehan pun perlu mendapatkan ‘diklat’ yang memadai. Kalau tidak, jangankan menyabet gelar juara, tidak memalukan pun sudah untung. Banyak cara yang dapat dilakukan. Pendidikan privat misalnya. Ini bila kita hanya memiliki satu jenis maskot dan satu master. Tingkat keberhasilan cara ini bisa 100 persen. Artinya, semua suara burung master dapat ditirukan oleh burung maskot.

Kelemahannya, karena hanya menggunakan satu master, variasi suaranya sangat minim. Cara ini hanya bagus diterapkan untuk jenis ocehan yang tidak perlu dididik dengan banyak master.

Lain dengan pendidikan ‘sistem kelas’. Satu burung master mendidik beberapa calon maskot. Agar suara maskot yang sedang dididik tidak ditiru yang lain, umur maskot harus sama. Burung master diletakkan pada posisi agar semua maskot dapat mendengar.

Bisa juga satu burung maskot dididik oleh beberapa master sesuai kebutuhan. Posisi maskot harus di tengah semua master, sehingga semua kicauan burung master dapat didengar dengan jelas. Bila maskot tidak merasa takut, tak perlu ada penyekat atau penghalang. Cara ini sekaligus untuk melatih mental. Kalau tidak biasa melihat burung lain, nanti pada saat lomba akan down mentalnya, dan mogok bersuara.

Setelah maskot dapat menirukan semua suara master, langkah berikutnya tentulah menjaga agar suara-suara tadi tidak hilang. Caranya, master tetap dipiara meski tak selalu didekatkan. Yang penting suaranya tetap bisa didengar sang maskot. Karena itu jika membeli burung didikan yang sudah jadi, sebaiknya dibeli juga masternya. Maksudnya, bila maskot mengalami stres, putus atau ngurak, pengisian suara bisa diulang hingga yang bersangkutan gacor lagi.

Sementara itu, burung yang sudah ‘jadi’ hendaknya tidak dicampur dengan burung lain yang punya dasar suara sama, terlebih burung sejenis. Ia hanya boleh didampingi oleh si master yang mendidiknya. Maksudnya agar si maskot tidak meniru suara burung lain yang ada di dekatnya. Kalau kalah mental, tak akan mau berkicau lagi dia.

Bila Anda memiliki burung dengan kategori istimewa, bagusnya hanya memelihara satu ekor saja. Kalau terpaksa punya lebih dari satu, penempatannya harus diatur sedemikian rupa sehingga antara yang satu dengan lainnya tidak saling mendengar atau melihat. Yang jelas, kesehatan dan perawatan harus diprioritaskan. 


Gereja Bagus Buat Master

Untuk memperbaiki kualitas variasi kacauan burung lomba seperti anis merah, branjangan, cucak hijau, cendet dan lainnya, kicau mania seolah tertantang. Terlebih lagi penilaian juri pada umumnya berdasar pada kualitas bunyi, yakni variasi dan volume.

Karena itulah inovasi terus dikembangkan. Diantaranya mencari sosok burung yang memiliki suara nyleneh namun memiliki keanggunan. Tak pelak, burung lokal yang tak tersentuh kicau mania untuk lomba, diburu dan dimanfaatkan sebagai master. Diantaranya burung-burung master tersebut antara lain jalak suren dan manyar yang pada tahun 1999 karena mempunyai banyak peminat hingga dibuka dalam kelas tersendiri.

Demikian juga dengan prenjak merah dan prenjak putih (ciblek). Burung tersebut juga pernah masuk kelas tersendiri, bahkan pamornya terus melejit. Karena itu tidak salah jika pernah terdengar seekor prenjak bis laku diatas 5 juta. 

Kabar terakhir yang sedang santer saat ini, burung gereja ternyata sangat bagus buat master. Benarkah? Padahal burung tersebut selama ini sama sekali tidak dilirik kicau mania. Dari bagian manakah jenis kicauannya yang menarik perhatian untuk memaster, ataukah itu hanya akal-akalan saja?

Menurut Yudiono , salah satu pemandu bakat burung, pemasteran dengan memanfaatkan suara burung gereja sudah dilakukannya sejak lama. Jenis kicauan yang menarik dari burung berwarna coklat kusam keabu-abuan mirip branjangan tersebut, karena bisa menambah besetan burung lomba. Yakni pada suara, trecet…cet…cet, cet-cet-cet yang dilantunkan panjang, rapat bersambungan (ngerol).

Pertama kali Yudiono tertarik, pada saat melihat sepasang burung gereja sedang kejar-kejaran mau kawin. Pada saat itulah burung tersebut sering melantunkan kicauan panjangnya. “Sudah lama saya mengamati perilaku gereja, suaranya memberi daya tarik tersendiri, karena itulah saya memelihara beberapa ekor gereja sejak anakan, dan saya manfaatkan sebagai master,” ungkapnya.

Namun jika menilik dari volume suaranya, tidak begitu keras seperti suara burung kicauan lain seperti branjangan, kenari, ciblek, blackthroat dan sejenisnya yang berukuran tubuh hampir sama, baguskah burung gereja untuk master? Mungkin itulah yang menjadi pertanyaan. Namun kembali denganmemperlihatkan buktinya kepada Agrobur, yakni branjangan miliknyayang sudah bisa menirukan suara gereja. Kicau mania pun akan tertarik untuk segera mengikuti jejaknya. Terbukti pula dengan burung cendet milik Mr Budhex, pemandu bakat burung Surabaya, mampu melantunkan kicauan gereja dengan fasihnya. Bahkan dari segi volume suara, justru terlihat menonjol karena menambah besetan burung tersebut.

Burung gerja seperti apakah yang bagus untuk master? Mereka berterus terang ketika ditemui Agrobur dikediamannya secara terpisah. Yang intinya, tentu saja harus burung gereja yang dipelihara sejak anakan. Kalau burung gereja dipeelihara atau ditangkap saat dewasa, burung tersebut tidak akan banyak berkicau. Bahkan yang terjadi adalah kematian karena burung tersebut tidak mau makan. Sedangkan cara memanfaatkannya sebagai master, tidak berbeda dengan pemasteran yang selama ini sudah dikenal kicau mania



Cara Mudah Memaster Burung

Memaster burung sebenernya gampang-gampang susah,ada yang dengan menggunakan kaset ataupun menempatkan burung master dalam satu kandang dengan yang dimaster. Bagi penggemar burung kicauan yang cukup gaek, ternyata memaster burung punya kiat tersendiri agar burung, efektif meniru burung master. Caranya dalam penempatan sebisa mungkin dibuat nyaman atau enak, sehingga burung dapat cepat menirukan si master. Sedangkan posisi sang master kudu diatasnya burung yang akan dimaster dan jaraknya jangan terlalu dekat, pokoknya jarak pe master dan yang dimaster tidak kelihatan. Karena bila mereka saling melihat, dapat mnyebabkan stress atau down pada salah satu burung bahkan kadang kala dapat menjadi ganas. 

Walaupun nantinya penempatan tetap model atas - bawah lebih dianjurkan jika bisa menyamping dan jaraknya agak jauh. Dilakukan saat burung dalam keadaan istirahat didalam rumah, karena saat istirahat itulah ia punya waktu lebih lama untuk menirukan suara masternya. Dikerodong bisa dilakukan jika kedua burung tersebut masih saling terlihat, yang penting sih keseharian dirumah. Untuk burung yang dimaster jika jenisnya lebih kecil maka memang sangat diharuskan untuk menempatkan sang master tak terlihat. Karena dapat menyebabkan shock bagi burung yang dimaster, apalagi sejenis Fighter seperti cendet dan kacer seringkali malah jadi macet. 

Untuk beberapa burung yang akan dimaster sebenernya sama aja, cuma antara burung yang dimaster satu sama lain diberi sekat, sebab jika mereka saling terlihat biasanya hasilnya tidak optimal bahkan sering sang burung malah ganas. Akibatnya yang pasti burung yang dimaster tadi tidak lagi rajin berkicau alias lagu yang diharapkan tidak keluar



Trend Suara Master

Memaster tidak hanya sekedar memilih burung master yang memiliki suara bagus dan indah, tapi harus disesuaikan dengan nada, lagu dan frekuensi burung yang akan diisi suaranya. Hal ini supaya burung yang dimaster mudah menangkap nada suara, irama, lagu yang dibawakan burung master.

Seperti misal memaster kenari biasanya menggunakan burung master blackthroat karena suara blackthroat diyakini memiliki lagu selaras dengan irama dan suara kenari. Atau dengan master ciblek yang memiliki frekuensi suara nyaris sama tingginya dengan suara kenari.

Beberapa perawat menganjurkan agar para kicau mania memaster yang disesuaikan dengan trend suara burung master saat ini. Hampir semua mengacu pada hasil akhir burung yang dimaster. Misalkan variasi lagu dengan tembakan merupakan syarat mutlak yang harus ada karena lagu yang disertai tembakan sebagai suara yang paling menonjol.

Selain tembakan, agar burung bisa tampil lebih istimewa maka perlu ditambahkan variasi speed (kecepatan mambawakan lagu dengan tidak terputus-putus). Speed rapat lebih diutamakan pada suara burung yang dimaster untuk menjaga rajinnya burung bernyanyi (nggacor).

Nah, sebagai variasi akhir sebaiknya diusahakan memaster dari jenis burung yang memiliki irama mengayun, mendayu dan meliuk-liuk. Kalau burung sudah menampilkan kelengkapan variasi seperti tersebut, maka baru bisa dikatakan burung yang telah dimaster itu mampu membawakan lagu secara ngerol (silih berganti lagu tidak mengulang dengan cepat, melantun indah dengan sekat tembakan


TREND BURUNG-BURUNG MASTER
Pilih Tembakan Dan Besetan


Tujuan memaster adalah melatih burung agar bisa menirukan suara lain, yakni suara burung, hewan lainnya atau visa juga suara benda disekitar burung yang dimaster. Dengan harapan bisa menambah variasi lagu burung yang dimaster tersebut menjadi beragam.

Masuk tidaknya suara burung master tergantung kepada tingkat kecerdasan burung dalam merekam suara. Ada beberapa burung yang yang memang sulit bahkan tidak bisa dilatih menirukan suara lain, tapi tak sedikit pula burung-burung cerdas dengan mudah sekali menirukan mastermya.

Diantara burung kicauan yang masuk klasifikasi burung lokal yang mudah menirukan adalah murai batu, cendet, cucak hijau dan branjangan. Karena kecerdasannya merekam suara, beberapa burung jenis ini seringkali kemasukan suara lain tanpa disengaja.

Tentu saja kalau suara yang tak diharapkan terlanjur terekam, menurut beberapa perawat bisa dikatakan burung itu rusak. Untuk itu harus dimaster ulang pasca rontok bulu sesuai dengan keinginan penghobi.

Karena apabila tak serius menanganinya tak sedikit burung kehilangan keistimewaan. Saat masa ganti bulu tersebut, burung mengalami penurunan kondisi tubuh, sehinggamau tak mau suara pun juga terkena akibatnya.

Untuk mengembalikan kualitas suara burung setelah rontok bulu, perlu penaganan khusus. Diantaranya memaster ulang dengan suara bagus yang pernah masuk padanya. Perlu diketahui, master yang bagus tersebut bisa menggunakan jalak suren, love bird, cucak jenggot atau cililin. Setiap burung master dipastikan memiliki suara khas yang bisa menambah kesan lagu lebih variatif. Meski sudah dimaster ulang, belum tentu kualitas lagu bisa kembali seperti sediakala. Maka yang terjadi jelas, burung bisa stres, macet bahkan bisa menjadi burung yanhg rusak. Sekali lagi, perawatan pasca ngurak memang membutuhkan penanganan khusus dan lebih serius.

Fungsi Kerodong Bagi Burung

Bagi masyarakat kicauan secara umum, mungkin menganggap kerodong yang selama ini dipakai penutup sangkar hanya sebagai pelindung burung dari angin, jadi kalau tak ada angin atau burung berada didalam rumah tak perlu dikerodong. Anggapan seperti itu ternyata kurang dibenarkan dimata tokoh burung gaek.

Mengapa? Karena setelah ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata fungsi kerodong cukup banyak bagi setiap burung, khususnya burung yang siap lomba. Hanya saja tidak semua kerodong dikatakan layak sebagai kerodong burung, sebab untuk yang benar-benar baik, setiap kerodong harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya dapat membuat burung tenang dan merasa terlindung didalamnya dengan tetap bisa menikmati sirkulasi udara dengan baik.

Menurut Tjok Purnama, kerodong yang baik adalah yang transparan, yang bukan terbuat dari kain berserat rapat. Hal itu sesuai dengan sifat burung yang suka suasana terang, sehingga kalau memberikan kerodong dari kain yang seratnya tipis sinar dari luar masih masuk kedalam, dan burung juga masihbisa melihatsuasana luar sangkar.

Dengan memberikan kerodong yang tipis tadi membuat burung lebih nyaman, sebab burung masih bisa melihat makanan dan minuman dengan baik. Sebaliknya kalau kerodong tebal akan membuat ruangan didalam gelap burung tak bisa melihat apa-apa didalam sehingga burung lebih suka istirahat dan malas makan. Bila hal ini dibiarkan lama-kelamaan dapat menyebabkan londisi burung menurun dan malas bunyi.

Kemudian soal warna juga berpengaruh pada burung, untuk itu harus dipilih warna yang disukai burung secara umum yaitu yang tidak terlalu menyolok atau gelap. Warna yang selama ini disenangi burung adalah yang soft misalnya hijau muda, kuning muda, biru muda atau warna lain yang yang tidak terlalu kontras.

Untuk ngetes apakah kerodong tersebut transparan atau tidak, saat beli kita bisa mengerodongkan dikepala kita, dari dalam kerodong kita bisa melihat keluar atau tidak, kalau kita bisa melihat dengan jelas keluar berarti kerodong tersebut cukup bagus bagi burung.

Sumber : 

Empat hal penting dalam menjaga anis kembang agar tetap ngerol

Perawatan burung anis kembang bakalan memang tidak mudah dan harus melewati waktu lama agar ngerol secara rajin. Namun dalam berbagai kasu...