Friday, August 31, 2012

Burung Decu



BURUNG DECU
Burung decu merupakan salah satu Hewan Peliharaan jenis burung kicauan yang kalau boleh dibilang termasuk tipe burung yang sangat pandai, dengan kepandaiannya burung tersebut bisa dengan mudah menirukan suara-suara jenis burung lainnya dan selain itu Hewan Peliharaan ini juga merupakan salah satu jenis burung petarung (fighter) seperti halnya murai batu, kacer dan sulingan atau tledekan. Dengan tubuh sebesar burung gereja, burung decu jantan memiliki warna tubuh dominan dengan warna hitam dan ada warna putih di pantat dan bagian sayap. Decu betina hampir sama dengan jantan tetapi memiliki bulu yang lebih pudar warnanya.

Suaranya yang merdu juga merupakan daya tarik tersendiri para kicau mania untuk mengoleksinya sebagai Hewan Peliharaan, disamping dibeberapa daerah burung tersebut juga sudah termasuk dilombakan. Di alam bebas decu termasuk tipe jenis burung pemakan serangga, sehingga bagi para kicau mania apabila kita menginginkan kondisi decu kita selalu vit maka kosumsi EF nya mesti selalu kita jaga disamping voor yang selalu kita sediakan setiap hari. Hal penting yang juga berpengaruh terhadap perkembangan decu kita adalah penjemuran yang cukup memadai.

Dari sisi suara, burung decu ini mampu membawakan berbagai jenis lagu tergantung isian yang diberikan kepadanya, tetapi dengan ciri utama lengkingan-lengkingan kristal. Saat ketemu lawan kicau, dia akan berkicau sambil bergoyang buka sayap dan ekor seperti halnya burung kacer atau poci/sekoci. Burung ini termasuk pemakan serangga dan mudah dipelihara bahkan ditangkarkan. Namun karena memang sudah sedikit populasinya, burung ini tidak sepopuler burung tledekan atau sulingan.

sumber : http://informasiseputarduniahewan.blogspot.com/2011/10/burung-decu.html

Thursday, August 30, 2012

Rahasia Burung Jawara


Rahasia Burung Jawara

Anda pasti sangat paham, BURUNG JAWARA bagi penggemar kicauan hanya ada dua. Pertama, jawara untuk berkicau. Kedua, jawara untuk beranak-pinak. Titik, tidak ada koma.

Jawara berkicau artinya burung gacor, selalu berkicau, tak peduli di arena lomba ataupun di rumah. Jawara untuk beranak pinak berarti selalu bereproduksi dengan baik. Menghasilkan anakan banyak, menghasilkan uang.

Tahukah Anda bahwa burung Anda pun bisa seperti itu? Itu tentunya kalau Anda memahami dan mau melakukan hal utama yang dibutuhkan burung. Apa? Kuncinya hanya satu: burung harus sehat.

Tidak perlu dicari-cari alasan mengapa burung Anda tidak juga bunyi sehabis mabung, mabung tidak juga tuntas, macet setelah tarung, berhenti bertelor atau bertelor hanya satu, atau bertelor tiga tetapi tidak pernah menetas dan segudang alasan lain.

Jika burung Anda seperti itu, maka semua itu hanya menandakan satu hal: BURUNG ANDA TIDAK SEHAT!!

Ya, kembali lagi ingatlah satu prinsip dalam memahami burung: “Burung sehat pasti gacor, burung sehat pasti bereproduksi”.

SEHAT ITU SEPERTI APA ?

Sehat itu ada dua. Sehat mental dan sehat fisik. Burung yang mentalnya drop, pasti macet atau kalau bunyi sangat-sangat tidak memuaskan. Itu sama juga dengan burung yang tidak sehat secara fisik. Pasti bermasalah sebagai kicauan dan juga bermasalah di kandang penangkaran.

Agar burung Anda sehat mental, jauhkan dari hal-hal yang membuat dia tertekan. Misalnya perilaku kasar pemelihara, burung lain yang lebih superior, dan predator bagi burung di sekeliling rumah, misalnya kucing, anjing dan juga tikus.

Agar burung Anda sehat fisik, hilangkan segala gangguan dan ancamannya.
  1. Peralatan pemeliharaan. Pastikan tidak ada bagian runcing, tajam dan sebagainya yang memungkinkan burung Anda terluka.
  2. Basmi segala parasit, mikroba dan virus yang mengganggu kehidupannya.
  3. Cukupi kebutuhan nutrisinya.
Hendaknya Anda ingat, bahwa gangguan dan ancaman segala macam mahkluk kecil tetapi berbahaya itu serta kekurangan nutrisi, tidak selalu kasat mata tanda-tanda kehadirannya.

Bisa jadi burung Anda terlihat mulus, juga gacor. Tetapi tiba-tiba saja sering berhenti bunyi secara mendadak. Anis merah misalnya, tiba-tiba saja berhenti teler alias oncling atau mletik, cucak ijo tidak njegrik bin jambul, atau kacer mbagong melulu alias nguda laut forever.

Anis merah mletik alias oncling, besar kemungkinan dia meraskan gatal akibat ada kutu di dalam kantung udara. Kutu di dalam kantung udara? Ya, ketahuilah itu adalahair sac mite atau tungau kantung udara.

Makhluk ini kalau berkembang biak masuk di lapisan bawah kulit dan utamanya di kantung udara burung. Kutu ini perlu dibedakan dengan kutu yang meloncat seperti caplak atau kutu yang merambat seperti gurem. Beda sekali.

Kutu ini, atau lebih tepatnya tungau, hanya bisa mati kalau Anda memutus rantai kehidupannya dengan memberikan pembasmian sistemik menyeluruh (dari luar seperti semprot, dari pencernaan melalui makanan atau minuman dan dari kulit dengan pengolesan di sekitar kantung udara).

Kalau cucak ijo yang seharusnya jegrik atau menjambul dan ngentrok, kok cuma tampil biasa atau bahkan tidak bunyi, mengapa? Itu kemungkinan besar dia kekurangan vitamin dan mineral, tetapi bisa juga karena gangguan parasit seperti halnya air sac mite dan juga cacing. Artinya, sebanyak apapun Anda memberi extra fooding, percuma saja kalau di dalam tubuh burung terdapat banyak parasit yang menggerogoti sari makanan dan juga darah burung.

Nah kalau kacer mbagong bagaimana? Ini sebuah rahasia yang barangkali perlu Anda ketahui. Kacer mbagong alias nguda laut sebenarnya adalah burung dengan “nafsu besar tenaga kurang”.

Jangan Anda bilang bahwa kacer Anda kecukupan vitamin, mineral, karbohidrat dan sebagainya kalau Anda hanya memberinya voer plus jangkrik atau kroto. Selain kandungan nutrisi dari pakan itu kemungkinan kurang atau tidak lengkap, bisa jadi semuanya diserobot oleh parasit dan kutu, caplak maupun tungau/air sac mite.

Cerintanya tentu tidak sampai di anis merah, cucak ijo atau kacer. Semua burung yang bermasalah, semuanya bersumber dari mata air yang sama: kesehatan dan kecukupan nutrisi.

Begitu juga dengan burung di penangkaran. Semua problem seperti tidak juga kawin meski kelihatan berjodoh, tidak juga bertelor meski sudah kawin, sedikit prosentase keberhasilan penetasannya, piyikan mati sebelum berkembang dan sebagainya dan sebagainya. Sumbernya hanya satu: tidak sehat, tidak peduli sesegar apapun kelihatannya burung Anda atau segacor apapun suaranya.

Kalau burung yang terlihat sehat saja sebenarnya banyak sekali menerima gangguan, apalagi burung yang terlihat tidak fit. Pasti dia gangguannya banyak. Bisa jadi dia mendapat gangguan dari segala arah yang tidak Anda sadari. Pertama dari lingkungan yang tidak ramah, kedua dari parasit yang menggerogoti sari makanan dan darahnya, ketiga karena kekurangan nutrisi.

Kasus itulah yang biasanya menimpa burung mabung tidak tuntas atau mabung tidak selesai-selesai atau bahkan burung dengan bulu yang sudah mengerak – kering, nyerit atau melintir-melintir tetapi tidak juga rontok.

Sudah pasti, Anda tidak senang dengan semua gangguan dan kekurangan nutrisi yang menimpa burung Anda. Bisa jadi Anda tidak pernah menyadarinya. Tetapi itulah sesungguhnya RAHASIA BURUNG JAWARA. Burung yang selalu gacor sebagai kicauan dan mendatangkan banyak anakan (alias uang) sebagai burung tangkaran.

Jika Anda sudah tahu semua rahasia itu, maka Anda kini tinggal bertindak. Pastikan burung Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dan memang begitulah seharusnya, bahwa hobi burung menjadi sumber rejeki dan kesenangan dan bukan menjadi beban yang berkepanjangan.

sumber: http://omkicau.com/

Wednesday, August 29, 2012

Ternak Ulat Hongkong





Ulat hongkong atau mileworm adalah salah satu pakan populer dikalangan penggemar burung dan juga pemilik hewan peliharaan karena merupakan salah satu sumber protein bagi binatang peliharaannya. Untuk mengawali bagaimana kita beternak ulat hongkong ini bisa dengan cara:

  • 1. Pemilihan indukan

Untuk pemilihan induk, usahakan tidak lebih dari 2 kg, agar ulat yang jadi kepompong ukurannya bisa besar-besar (rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm . Sedangkan ulat dewasa dengan ukuran panjang rata-rata 15 mm, dan diameter rata-rata 3 mm akan mulai menjadi kepompong sekitar 7 sampai 10 hari lagi secara bergantian.

Pengambilan kepompong, harus dilakukan selama 3 (tiga) hari sekali, supaya kepompong yang sudah dipisah dan ditempatkan di dalam kotak tersendiri berubah menjadi kumbang secara serentak.

Pemilihan kepompong, dilakukan tiga hari sekali, serta kepompong yang dipilih haruslah yang sudah berwarna putih kecoklatan. Dan cara pengambilannya pun, harus hati-hati jangan sampai lecet/cacat. Apabila terjadi, maka kepompong akan mati busuk. Kepompong yang sudah dipilih, kita taruh di dalam kotak pemeliharan yang sudah diberi alas koran.Kemudian, disebar sedemikian rupa. Jangan sampai bertumpuk, lalu ditutup kembali memakai kertas koran hingga rapat.

Kepompong akan menjadi kumbang, dalam usia mulai 10 hari. Dan apabila sayap kumbang masih berwarna kecoklatan, jangan diambil dulu. Biarkan sampai berwarna hitam mengkilat, dan kumbang siap ditelurkan. Satu kotak/peti, kita tebari kumbang sekitar 250 gr, dan berikan kapas sebagai alas untuk bertelur yang sudah dibeberkan.

Pembibitan ini dibiarkan sampai 7 hari, dan diturunkan bila waktu tersebut tiba. Kumbang yang sudah terpisah dari kapas, diberi kapas baru lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian pada kumbang ini, bisa mencapai 2 s/d 4 persen sekali turun.

Kapas yang ada telurnya, kita simpan dalam peti terpisah, telur akan mulai menetas setelah 10 hari. Setelah usia ulat mencapai 30 hari baru kita pisahkan dari kapasnya.

  • 2. Pemberian Pakan 

1. Pemberian Pakan untuk ulat bibit.
  • Untuk satu kotak beri makanan sekitar 500 gr, dengan interval waktu 4 hari sekali. Atau apabila makanan sudah benar-benar bersih, dengan cara dikepal-kepal menjadi 3 bagian. Gunanya supaya kepompong yang ada, tidak tertimbun makanan karena apabila hal ini terjadi kepompong akan busuk. 
  • Selain ampas tahu dan dedak, makanan sebaiknya dicampur dengan tepung tulang atau pur, tujuannya agar kepompong besar-besar.
  • Pemberian pakan untuk kumbang, jangan terlalu banyak dan caranya disebar merata sekitar 100 gr sekali makan per 3 hari sekali.
2 Pemberian makan untuk ulat kecil. 
  • Apabila ulat masih ada dalam kapas, sebaiknya pemberian pakan dengan sayuran sosin, capcay atau selada, cabut maksimal 4 lembar sampai habis, dan sayuran tersebut dijemur dulu sampai setengah kering.
  • Apabila makanan biasa, ukurannya 100 gr dan disebar tunggu sampai makanan itu habis, baru diberi lagi.
  • Apabila ulat sudah terpisah dari kapas, pemberian pakan sekitar 1 kg, dengan cara dikepal dan sebagian disebar merata. Sedangkan untuk ulat kecil, satu kotak sekitar 2 kg dengan ukuran ulat panjang 6 mm dan diameternya 1,5 mm (umur 30 - 60 hari).
  • Untuk ulat dewasa (umur 60 - 90 hari), pemberian pakan 1,5 kg sampai dengan 2 kg per kotak, dengan cara dikepal dan disebar sedikit.

  • 3. Tempat Peternakan 



Usahakan untuk tempat/bangunan peternakan ini, terbuat secara permanen atau terbuat dari tembok sekelilingnya. Tujuannya, agar terhindar dari tikus atau hama semut. Atap terbuat dari enternit, dan 95% bangunan tertutup. Lantai terbuat dari tembok atau ubin. Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat. Usahakan suhu dalam ruangan, tetap antara 29 - 30 derajat celcius dan selalu lembab. Artinya tidak terlalu dingin, dan tidak terlalu panas. Suhu tersebut, merupakan suhu terbaik untuk ternak ini.

  • 4. Penyakit 

Ciri-ciri ulat yang terkena penyakit dan penanggulangannya:
  • Kulit ulat kuning kehitam-hitaman. Jangan terlalu banyak diberi makan dari daun-daunan, dan jangan terlalu banyak diberi dedak.
  • Ulat mati berwarna merah. Apabila hal ini terjadi, maka pencegahannya adalah pemberian pakan tidak terlalu basah. Hal ini harus segera diatasi karena penyakit ini selain menular menyerang dengan cepat.
  • Ulat mati berwarna hitam, Hal ini terjadi apabila pemberian makanan disebar, biasanya terjadi pada ulat dewasa usia 1 sampai 3 bulan, maka alangkah baik pemberian makanannya dilakukan secara dikepal-kepal. 

Kapasitas Produksi 

Kapasitas produksi dengan induk (ulat dewasa 1 kg)

  • Dari pembibitan 1000 gr ulat dewasa usia 90 hari, maka keseluruhan kepompong yang akan dihasilkan adalah 900 gr secara bertahap dalam 10 kali pengambilan kepompong.
  • Dari 900 gr kepompong, maka akan dihasilkan 700 gr kumbang sehat dan siap bertelur, dengan tingkat kematian dari kepompong menjadi kumbang sekitar 2% setiap pengambilan kumbang.
  • Dari 1 kg ulat bibit, maka akan dihasilkan 33,1 kg ulat siap jual dengan rincian sebagai berikut: Target hasil tersebut, dapat dicapai apabila tingkat kematian kumbang hanya 1 % dan makanan terjamin, serta perkembangannya bagus.

Makanan untuk 1 kg induk sampai habis terjual: 
a. Ampas tahu 50 kg kering, 
b. Dedak 5 kg,  Penyusutan Ampas tahu yang basah setelah diperas akan menyusut; dari 25 kg basah menjadi 15 kg kering, dengan kadar air l5%.-

sumber : budidaya

Tuesday, August 28, 2012

Jalak Suren Burung Jinak Penjaga Rumah




Burung Jalak Suren adalah burung jinak yang dipercaya mampu menjadi penjaga rumah yang handal, burung jalak suren ini peka terhadap situasi disekelilingnya. Jika ada orang datang Hewan Peliharaan ini akan bersuara nyaring dan bervariasi sehingga dengan memelihara burung ini rumah akan selalu terjaga setiap hari.

Jalak suren yang memiliki bahasa ilmiah (latin) Sturnus contra jalla, bisa dipahami kalau banyak orang yang menjadi burung ini sebagai Hewan Peliharaan. Ada empat alasan orang memelihara jalak suren yaitu;
  1. Untuk menjaga rumah. 
  2. Untuk kesenangan. 
  3. Dijadikan master bagi whamei atau whabi, kecerewetan jalak suren akan merangsang burung lain untuk mengeluarkan nyanyiannya, sehingga memancing suara burung lain agar ikut berkicau.
  4. Untuk ditangkarkan. Usaha penang-karan dilatarbelakangi oleh kesa-daran terhadap kelestarian jenis burung ini dan alasan ekonomis. Jalak suren hasil penangkaran dapat diperjualbelikan. 

Membedakan Jalak Suren 

Jalak suren mulai dewasa pada umur 8-10 bulan. Ciri fisik dan tingkah laku burung jantan dan betina mulai bisa dibedakan.
  • Jantan
Memiliki tubuh berbentuk lurus dengan ukuran relatif lebih besar dari betina. Tubuhnya lonjong dan panjang, kepa-lanya lebih besar dan bulat, paruhnya relatif lebih panjang dan kokoh. Bulu kepala, punggung, dan dada berwarna hitam legam dan mengilat. 


Warna merah pada kulit di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang memiliki bulu warna putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Jambul kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.
  • Betina
memiliki bentuk tubuh bulat dan pendek. Warna hitam dan putihnya agak suram. Paruh, jari kaki, dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping. Warna merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan. Selain itu, aktivitas dan gerakan burung jantan relatif lebih lincah dan agresif dari yang betina. Suara ocehannya lebih cerewet, bervariasi, dan lebih keras dari betina.
sumber : http://informasiseputarduniahewan.blogspot.com/2011/10/jalak-suren-burung-jinak-penjaga-rumah.html 

Saturday, August 25, 2012

Cara Penangkaran dan Menjodohkan Murai Batu


Cara Penangkaran dan Menjodohkan Murai Batu 

Berikut cara cara Penagkaran dan Menjodohkan Murai Batu :
  • Siapkan jantan yang sudah siap kawin atau yang sudah berumur 2th, untuk betinanya pilihlah minimal berumur 8 bulan. Untuk masalah kuwalitas jantan dan betina tergantung selera dan dana yang ada, yang penting agar murai batu tidak punah. 
  • Siapkan kandang penangkaranya, ukuran ideal Panjang 1,5m Lebar 1m Tinggi 2m atau bisa juga menyesuwaikan dengan lahan yang ada seperti sangkar gantung. Jika burung dan tempat penangkaranya sudah siap maka masuk dalam tahap penjodohan. 
  • Sebelum dimasukkan ke kandang sebaiknya burung murai batu jantan dan betina di dekatkan dengan jarak 1meter di dalam kurungan yang berbeda selama 3-5 hari agar saling mengenal. 
  • Selanjutnya masukkan Betina lebih dahulu ke kandang penangkaran agar mengenal tempat selama 2 hari, dan kemudian baru masukkan murai batu yang jantannya ke kandang penagkaran. 
  • Perhatian jika yang jantan sudah mulai dimasukkan harus dijaga seharian, kalo tidak maka betinanya akan di kejar-kejar yang jantan dan kemungkinan betinanya bisa mati. maka dari itu penjodohan sebaiknya pilihlah hari sabtu dan minggu agar bisa memantau secara maksimal.
  • Untuk mengatasi agar betinanya tidak di kejar-kejar yang jantan maka siapkan semprotan air, semprotkan air pada burung murai batu yang jantan sampai basah dan berhenti mengejar dan di ulang-ulang sampai jantanya berhenti mengejar betina. 
Menurut pengalaman, masa penjodohan perlu waktu 2 hari tapi kadang sampai satu minggu juga tidak jodoh tapi semua itu tergantung burungnya.

Untuk keberhasilan dari penangkaran burung Murai Batu terdiri dari beberapa faktor:
  1. Kesiapan burung jantan dan betina pada masa birahi, tandanya jika didekatkan yang jantanya berkicau dan yang betinanya ngleper maka sama-sama birahi
  2. Posisi tempat penangkaran harus cukup sinar matahari
  3. Makanan harus protein yang mencukupi
  4. Keamanan dan kenyamanan Burung harus bebas dari predator dan hama seperti tikus dan semut.
  5. Berdoa agar segera kawin dan bertelor selanjutnya menetas.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi para kicau mania Khususnya penangkaran Burung Murai Batu.

sumber : http://perawatanmuraibatu.blogspot.com/2012/04/cara-penagkaran-dan-menjodohkan-murai.html

Wednesday, August 22, 2012

Burung Pentet / Cendet

Burung Pentet / Cendet



Burung Cendet / Burung Pentet merupakan salah satu burung predator yang memiliki suara variasi isian yang sangat baik.
Cendet termasuk burung favorit untuk para penghobi yang senang dengan burung yang bisa menirukan berbagai suara burung lain. Dulu sekitar awal 1990-an, seperti ditulis Anang Dewanto dan Maloedyyn Sitanggang di Merawat & Melatih Burung Kicauan, cendet merupakan burung yang belum banyak diminati. Bahkan harganya tidak lebih dari harga burung kutilang. Namun, dalam perkembangannya, orang mengetahui bahwa selain memiliki bentuk fisik yang indah, ternyata burung ini mempunyai suara yang menarik dan dapat memaster suara burung lainnya. Karena itu, berbondong-bondonglah orang berusaha mendapatkan burung ini dan mencari kualitas yang terbaik.
Tipe suara Cendet yang ngerol, cenderung mendominasi suara ocehan burung lainnya jika kita gantang di dalam rumah bersama-sama. Dibanding burung lain, Cendet yang bisa memiliki lagu variatif (tergantung pola pemasterannya) ini, memiliki warna suara yang merdu. Meski bisa sangat keras, tetapi tidak memekakkan telinga. Beda dengan warna suara burung-burung kicauan lainnya.
Habitat Burung Cendet

Cendet juga memiliki nama lain, seperti bentet, pentet, dan toet (Jawa Barat) dan burung ini merupakan burung petengger dan pemangsa yang agresif dari Famili Laniidae. Famili Laniidae mencakup 74 spesies yang dibagi dalam 4 subfamili. Cendet yang umum termasuk dalam subfamili Laniinae dan Genus Lanius.
Jenis cendet sendiri bermacam-macam yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Salah satunya, adalah cendet abu-abu besar (L excubitor). Spesies ini memiliki ukuran tubuh terbesar dengan panjang sampai 25 cm. Cendet ini berkembang biak di Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
Bersama dengan cendet hitam putih (L ludovicianus), burung – burung ini merupakan spesies yang biasa tinggal di dunia baru (Amerika). Jenis lainnya, cendet abu-abu kecil(L.minor) yang memiliki habitat di Eropa Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian timur. selain itu,
Cendet kepala merah (L senator) yang tinggal di Inggris bagian selatan, Eropa, Asia, dan Afrika. Ada pula jenis burung bentet yang memiliki bentuk serupa yang terdapat di India dan Asia Tenggara, yakni cendet cokelat (/.. christatus) yang banyak dilombakan di Indonesia dan cendet leher hitam (L colarris).
Burung ini memiliki habitat asli di hutan, terutama di pepohonan tinggi. Makanan yang disukainya adalah biji-bijian, serangga, dan buah. Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting, rumput, lumut, bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat dengan menggunakan sarang laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak pada ketinggan 4—6 meter dari atas tanah. burung ini mampu menghasilkan telur sebanyak 3—6 butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan menetas setelah dierami selama dua minggu.
Pada masa pengeraman, sebagian besar waktu induk betina dihabiskan untuk mengerami telurnya. Untuk mendapatkan makanan, induk jantan akan menyuapinya. Pada usia 2—3 minggu setelah menetas, biasanya anakan cendet telah mulai belajar terbang dan meninggalkan sarangnya.
  • Ganas apabila lapar. Burung ini akan berlaku agresif apabila lapar.
  • Petarung yang memiliki teritorial. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
  • Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Cendet lain, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
  • Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Ciri berdasar daerah asal
Panjang tubuhnya 20—25 cm. Paruhnya membentuk kait di bagian ujung, serupa dengan burung falkon, sejenis burung elang. Cendet juga memiliki tungkai yang kuat dan cakar yang tajam yang dipergunakan untuk mencengkeram mangsanya di udara. Sayap yang pendek dan bulat menyandang 10 batang bulu sayap luar primer dan ekor yang bulat memiliki 12 bulu yang berfungsi sebagai kemudi ketika cendet sedang terbang. Cendet juga mempunyai bulu kaku yang tumbuh di sekitar moncongnya.
Ciri khas burung cendet adalah ekornya yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Nyanyian cendet mencakup nada-nada yang harmonis. Berbeda sekali dengan pekikannya yang ribut dan kedengaran kencang melengking. Sifat asli burung cendet adalah galak. Jika mematuk, biasanya sekaligus menggigit dengan paruhnya yang tajam. Jika menggigittangan atau bagian tubuh lainnya, biasanya akan meninggalkan bekas gigitan di bagian tubuh tersebut.
Namun, jika burung cendet ini kita pelihara sejak piyikan, sifat galaknya akan sedikit hilang. Bahkan burung ini akan mendekat jika melihat tangan kita. Cendet akan langsung turun seolah-olah kita akan memberinya makan.
Untuk membedakan jenis kelamin burung cendet dapat dilakukan dengan cara mengamati bagian samping kiri dan kanan burung .

Jika di bagian pipinya ada warna hitam yang mencolok sekali, menunjukkan bahwa cendet tersebut berkelamin jantan. 

Untuk betina, warna hitamnya terlihat semu. Dilihat dari bentuk kepalanya, cendet betina biasanya mempunyai kepala agak menggelembung. Sementara itu, jantannya memiliki bentuk kepala yang agak ceper mendatar. 

Untuk lebih pasti dapat dilihat di bagian supit burung. Burung cendet jantan mempunyai supit kecil panjang ditandai dengan motif bulu berupa garis tidak beraturan di bagian supitnya. Pada betina, bentuk supitnya besar dengan motif bulu garis teratur seperti kembang.
Perawatan sebagus apa pun, tidak akan membawa hasil yang maksimal kalau cendet tersebut memang tidak mempunyai trah atau karakter tempur yang mantap. Kualitas cendet amat ditentukan oleh faktor genetiknya.
Bagi pecinta burung, cendet merupakan burung yang sangat menyenangkan. Variasi suara, volume suara, dan keindahan penampilannya menjadi alasan bagi penikmat kicauan memilih cendet sebagai klangenannya. 

Namun, jika kualitas suara yang disasar, jenis kelamin sangat menentukan kesenangan dalam memelihara burung ini. Cendet yang berkelamin jantan tentu memiliki warna yang lebih mencolok, variasi suara yang lebih beraneka ragam, dan volume suara yang keras.
Potensi ngoceh tanpa henti juga bisa dilihat dari perawakannya. Bakalan yang baik harus berbadan tegap. Sayapnya terkesan kokoh, rapi, simetris, dan tidak cacat. Pilih burung berkepala besar, membulat, dan bagian atasnya datar. Burung berkepala besar diyakini sebagai burung pintar. Perhatikan juga bentuk dan ukuran paruh.
Utamakan cendet dengan paruh tebal dan panjang, tetapi tampak proporsional dengan ukuran kepala dan tubuh. Paruh tebal dan tampak kokoh menandakan burung bisa membawakan lagu dengan tembakan dan volume keras. Sebaliknya, jika paruh terlihat pipih, cenderung ngerol. Jika ngerol, volume suara akan lebih kecil karena dibutuhkan napas lebih lama.
Sementara itu, jika dilihat dari penampilannya, cendet yang rajin berkicau mempunyai ciri sebagai berikut :
  • Bermata jeli serta berbulu rata dan agak mengkilap.
  • Gerakannya gesit, duburnya bersih dari kotoran, serta organ kanan dan kirinya seimbang
  • Volume suara keras.
  • Mempunyai bakat alami (mental) yang baik. Tidak takut ketika bertemu dengan burung sejenis, baik ketika latihan maupun kontes.


Selain referensi dari buku  Merawat & Melatih Burung Kicauan yang saya kutip di atas, ada pula tips lain pemilihan cendet versi Om Irvan, sebagai berikut:
  • Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cendet jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah cenderung lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Kepala besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Cara perawatan Burung Cendet

a. Perlengkapan Kandang

1. Sangkar
  • Sesuai dengan ukuran tubuhnya, kandang cendet biasanya lebih kecil dibandingkan dengan sangkar murai atau sangkar anis merah. Ukuran yang umum digunakan adalah 40 x 45 x 70 cm
2. Tenggeran
  • Letakkan dua tenggeran di dalam kandang. Tenggeran terbaik dibuat dari bahan kayu asam yang struktur kayunya agak kasar meskipun sudah dikupas kulitnya. Letakkan 2 buah tenggeran tersebut secara sejajar atas dan bawah. Diameter tenggeran 1,5—2 cm.
3. Kerodong
  • Dalam perawatan cendet, kerodong berguna untuk membuat cendet istirahat. Penggunaan kerodong juga bermanfaat untuk perkembangan mentalnya. Untuk cendet muda, gunakan kerodong dengan warna lembut atau putih. Secara psikologis, burung muda masih takut menghadapi perubahan lingkungan secara drastis. Kerodong warna putih juga berfungsi untuk mengontrol kebersihan kandang dan burung . Jika dirasakan burung telah bisa beradaptasi, baru boleh mengganti kerodongnya dengan warna yang lebih gelap.
  • Tetapi saya sarankan, kerodong burung jika memang perlu saja sebab burung yang terlalu banyak kerodong, kurang banyak berlatih bernyanyi. Lain misalnya burung yang akan dipersiapkan untuk lomba, maka kerodong selama 3-4 hari sebelum turun lomba adalah langkah yang baik. Tujuannya, agar burung menyimpan tenaga atau stamina.
Ada beberapa versi cara pemberian pakan untuk burung cendet. Ada yang menyebutkan, pakan diberikan setelah burung dimandikan. Pada pagi hari, berikan jangkrik 10 ekor dan kroto 1 sendok makan, dan pada sore hari berikan jangkrik 5 ekor dan kroto 1 sendok makan. Khusus untuk setiap hari Jumat dan Sabtu, menu makanannya ditambah lagi. Pada pagi hari, berikan jangkrik 15 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pada sore hari, diberi jangkrik 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor.
Sementara itu, pada saat burung akan dilombakan (biasanya hari Minggu), jumlah jangkrik dan kroto tetap tetapi ditambah ulat hongkong 5 ekor. Setelah lomba, cendet kembali diberi jangkrik 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor dan kakinya disemprot air.
Burung cendet sebaiknya tidak dilombakan lebih dari dua kali dalam satu bulan. Hal ini bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil. Jika stamina burung kurang baik, akan memengaruhi mental dari burung cendet itu sendiri. Untuk kepentingan lomba dan meningkatkan performa burung kicauan, pemberian makanan tambahan atau extra fooding diperlukan. Extra fooding yang bisa diberikan adalah jangkrik, kroto, dan ulat hongkong.
Ada juga tips lain, sebagai berikut:
  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cendet. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Cendet yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Harus hati-hati dalam pemberian extra fooding karena dapat menyebabkan cendet menjadi sering bersalto. Hal ini dapat mengurangi kemerduan suaranya. Namun, salto pada burung cendet sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini.
  • Pastikan burung kecukupan multivitamin dan mineral yang menjaga stamina dan metabolisme burung selalu dalam kondisi prima.
  • Mandikan burung sebaiknya dua kali setiap hari, pagi dan sore, ketika matahari masih ada.
  • Sementara waktu, burung yang mengalami mabung, hanya diberikan voer.
  • Pahami karakter burung dengan mengubah posisi atau jumlah tenggeran. Misalnya, dua tenggeran yang diletakkan atas bawah diubah posisinya menjadi sejajar atau jumlah tenggeran dikurangi.
  • Cara lainnya, mengubah jenis atau ukuran kandang.
Perawatan harian untuk burung Cendet relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.


Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:

  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
  • Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
    Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  • Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
  • Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
  • Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
  • Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
  • Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
  • Mandi malam
  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
  • Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
Perawatan dan setelan Burung Cendet mabung

Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
  1. Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
  2. Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
  3. Kimiawi –  penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
  4. Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
  1. Menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
  2. Pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
  3. berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
sumber :

Tuesday, August 21, 2012

Burung Prenjak

Burung Prenjak merupakan burung kecil yang mempunyai suara yang keras dan lantang seolah olah tidak mau mengalah dengan burung kicauan yang lain. Burung ini termasuk burung petarung juga. Burung ini memang agak sukar untuk dipelihara. Tetapi jika anda berhasil memeliharanya pasti sangat puas deh..dijamin ramai rumah anda dengan kicauannya. 

Bagi anda yang tertarik untuk memeliharanya, tentu anda harus bisa memilih mana bakalan jantan dan mana bakalan betina karena burung prenjak yang rajin berkicau adalah yang jenis jantan. lalu bagaimanakah cara memelihara dan memilih bakalan yang baik? Disini anda akan saya beritahu sedikit tentang ciri-ciri burung prenjak jantan yang bagus sesuai pengalaman saya dan teknik pemeliharaannya.

Burung Prenjak
Cara Memelihara Memilih Bakalan Burung Prenjak

Bila anda memilih dipasar burung, maka keterangan berikut dapat membantu anda :
  1. Pilih yang berdada sangat hitam..atau full hitamnya
  2. Pilih yang energik alias semangat dan pemberani jika kita dekati.
  3. Jika kita lihat ekornya selalu diangkat keatas seolah-olah mau bertarung
  4. Pilih yang bulunya cerah
  5. Ada satu tips lagi yaitu dikepalanya terdapat beberapa bulu semacam rambut yang terjuntai keluar
  6. Paruh dan Tenggorokan tampak kehitaman.
  7. Pilih yang berkepala Besar dan Bodi yang sepadan dengan kepala, hal ini menandakan keindahan tubuh dan suaranya bakal lantang dengan volume tebal.

Bila ingin  memilih bakalan prenjak yang baik maka teknik pemeliharaan untuk burung bakalan adalah sbb  :
  • Setiap pagi keluarkan burung untuk dipanaskan sekitar 30 Menit kemudian semprot atau mandikan burung prenjak bakalan dengan semprotan yang lembut agar burung tidak takut.
  • Kemudian jemur burung di dekat lalu lalang orang agar cepat jinak.
  • Berikan makanan berupa ulat kandang satu sendok teh dan campurkan dengan vour. cuku satu sendok teh saja sehari supaya burung bila lapar mau mencicipi vour, yang akhirnya lama kelamaan dia akan terbiasa makan vour.
  • Berikan Kroto 2 hari sekali atau 3 hari sekali untuk merangsang agar cepat bunyi
  • Lakukan penyemprotan setiap hari agar burung cepat jinak.
  • Sesekali pertemukan dengan burung sejenis yang jantan juga agar burung terangsang untuk bunyi. dan melihat keberaniannya dalam bertarung.

Jenis jenis Burung Penjak banyak macamnya diantaranya : 
  • Prenjak kebun / ciblek
Dominan abu2 dipunggung,keputih2an didada s/d perut,ekor panjang mengembang,ada bintik putih dibagian bulu ekor,paruh hitam pekat agak panjang
  • Prenjak sawah / alang2
Dominan abu2 sama dgn diatas,bodi lbh ramping,paruh mungil agak kemerahan
  • Prenjak Merah / bambu : Bodi lbh kecil dr prenjak sawah,pendek,warna bulu dominan abu2,kepala agak merah,ekor abu2 pendek mengembang
Itulah beberapa jenis yang saya tahu dan banyak di pasaran, Istilah diatas adalah penyebutan didaerah Surabaya dan sekitarnya.

Saturday, August 18, 2012

Membedakan Burung Murai Batu Medan, Aceh dan Lampung

Burung Ekor Panjang atau Burung Murai Batu adalah jenis burung pemakan serangga yang memiliki bentuk ekor sangat panjang mencapai 30cm. yang memiliki habitat di hutan belantara sepanjang gunung bukit barisan di Sumatera hingga Aceh. Aceh, Medan dan Lampung adalah pemasok Burung Murai Batu terkenal di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenis Burung Murai. Meski Medan terkenal dengan murainya, namun dari kalimantan juga terdapat burung ini meski tidak setenar burung dari medan.


Murai Batu Aceh


Murai Batu Lampung
Murai Batu Medan

Antara murai batu medan dan Aceh hampir tidak ada bedanya karena sama sama memiliki ekor panjang, hanya asal muasal burungnya saja. Sedangkan Murai Batu Lampung sedikit ada perbedaan pada panjang ekor yang lebih pendek dari Murai Batu Medan dan Aceh. Namun memiliki body yang lebih besar dari Murai Batu Medan. Sedangkan yang dari Kalimantan atau Murai Batu Borneo ada perbedaan pada Ekornya yang tidak ada warna putih, meskipun memiliki panjang hampir sama dengan burung yang dari medan. 

Menurut pengalaman teman teman diperlombaan, burung murai batu medan dan aceh adalah yang sering langgganan juara karena gaya bertarung dan keindahan ekornya. Sedangkan yang dari Borneo kurang di favoritekan. Namun demikian kekayaan alam indonesia ini patut dibanggakan karena keindahan burung burung di alam raya ini.

Empat hal penting dalam menjaga anis kembang agar tetap ngerol

Perawatan burung anis kembang bakalan memang tidak mudah dan harus melewati waktu lama agar ngerol secara rajin. Namun dalam berbagai kasu...